Jumat, 24 Januari 2020

Kaum Ad dan Kaum Tsamud

Assalamualaikum, di sini saya akan menjelaskan secara singkat tentang Kaum AD' dan Kaum TSAMUD, Yuk kita simak.

A. Penjelasan Kaum AD'
Kaum AD' mereka adalah sebuah suku bangsa kuno yang tinggal di daerah Al Ahqaf di sebelah utara Hadramaut, antara Yaman dan Oman.

Mereka hidup pasca banjir besar pada masa Nabi Nuh. kehidupan mereka di kisahkan dalam beberapa ayat Al Qur'an ya itu dalam surat Al Fajr ayat ke-7. di ceritakan di surat Al Fajr Kaum ‘Ad sehari-hari tinggal di tenda-tenda, mereka disebut sebagai bangsa Iran yang terkenal dengan tiang-tiang tendanya, namun mereka juga gemar membangun istana dan benteng dari tanah yang tinggi, sekali mereka tinggal di istana dan benteng-benteng yang mereka bangun Ini. 

lalu ada dalam surat Asy-Syu’ara ayat 129, menjelaskan bahwa Kaum ‘Ad memiliki kerajaan yang maju membangun ribuan istana yang megah dan mewah, berlapis batu-batu mulia serta dikelilingi pagar-pagar yang menjulang tinggi. Mereka membangun itu semua untuk berlindung apabila ada bencana, sehingga mereka dapat hidup kekal di dunia ini

Mereka adalah suku yang sejahtera pada awalnya, tetapi mereka menyekutukan Allah dan menentang nabi yang di utus kepada mereka, yaitu Nabi Hud.

Pada saat Nabi Hud Alaihissalam mengajak untuk kembali kepada ajaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Kaum ‘Ad terutama para tokoh masyarakat yang menolak dakwah Nabi Hud dan menganggap Nabi Hud telah menjadi gila bodoh dan berbohong, serta telah sesat karena tidak perlu diajarkan pada pendahulunya, yaitu Kaum ‘Ad.
Selain menertawakan dan memfitnah, mereka juga menantang Nabi Hud untuk segera mendatangkan azab atau hukuman dari Allah subhanahu wa ta’ala. Kesombongan telah merasuk ke dalam diri Kaum ‘Ad, mereka menjadi durhaka.

Lalu Allah menurunkan awan badai, yang biasa nya menurunkan hujan, ternyata awan itu memberikan angin dingin yang mengazab mereka, semua warga Kaum ‘Ad berusaha melarikan diri, angin digin yang kencang seperti tornado itu berlangsung 8 hari 7 malam, menghancurkan tubuh Kaum ‘Ad yang terkenal kokoh begitu juga dengan bangunan yang mereka agung-agungkan. Sampai sekarang masih tertinggal sebagai bukti kekuasaan Allah SWT.

Sementara itu, Allah SWT menyelamatkan Nabi Hud dan pengikutnya, mereka berlingung ditempat yang kecil, namun kenyaman mereka rasakan di sana, berbeda dengan Kaum ‘Ad yang porak poranda. Azab kaum Nabi Hud yang sesat/ Kaum ‘Ad hancur, semua itu terjadi atas ajab yang mereka minta sendiri. Kemudian Nabi Hud dan kaum Nabi Hud hijrah menuju ke Hadramaut, mereka membuka kehidupan baru di sana. Mereka semua bersyukur dan menyembah Allah SWT. Nabi Hud pun menetap di sana sampai beliau meninggal di sana.

B. Arti kata
Nama Kaum AD' di ambil dari nama salah satu leluhur mereka yang bernama Ad. ('Ad bin Aus bin Aram Bin Syam bin Nuh).


A. Penjelasan Kaum TSAMUD
Kaum Tsamud adalah suku kuno Arabia yang di perkirakan hidup sekitar millenium pertama sebelum masehi dan dekat dengan waktu kenabian Muhammad.

Seperti halnya kaum ‘Ad, kaum Tsamud juga merupakan keturunan dari Sam bin Nuh. Kaum ‘Ad menetap di wilayah Ahqaf, sedangkan kaum Tsamud tinggal di wilayah yang bernama Al-Hijr. Wilayah Al-Hijr terletak di pesisir laut Merah. Wilayah Al-Hijr merupakan wilayah yang memiliki sumber air yang banyak.

Allah swt mengutus orang yang berasal dari kaum Tsamud untuk mengajarkan kebenaran dan jalan yang lurus. Dia adalah Nabi Saleh yang memiliki akhlak yang baik. Allah memerintahkan Nabi Saleh untuk mengajak kaum Tsamud untuk menyembah Allah semata. Nabi Saleh berkata, “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu  dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya. Oleh karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)” (QS. Hud : 61). Kaum Tsamud menolak seruan Nabi Saleh. Mereka meragukan kenabian dan kerasulan Nabi Saleh. Nabi Saleh berusaha terus berdakwah agar kaumnya mengikuti ajaran-Nya.

Pada suatu ketika, kaum Tsamud berkumpul di suatu tempat. Mereka membicarakan tentang ajaran yang dibawa oleh Nabi Saleh. Hasil pembicaraan mereka ialah meminta Nabi Saleh membuktikan kenabiannya. Ketika itu, kaum Tsamud meminta Nabi Saleh menunjukkan mukjizatnya dengan cara mengeluarkan seekor unta betina dari batu besar. Mereka mengira Nabi Saleh tidak akan mampu memenuhi permintaan mereka. Mereka tidak menyadari bahwa Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Nabi Saleh bersedia memenuhi permintaan mereka dengan suatu syarat. Jika Nabi Saleh mampu memenuhinya, kaum Tsamud harus menerima ajaran Nabi Saleh. Kaum Tsamud pun menyanggupinya. Setelah itu, Nabi Saleh berdoa. Batu besar itu pun retak dan terbelah. Dari batu yang terbelah, keluarlah seekor unta betina sesuai dengan permintaan kaum Tsamud. Kaum Tsamud terkejut dengan kejadian tersebut. Seketika mereka terdiam, kemudian mereka terbagi menjadi dua. Sebagian dari mereka mau mengakui kenabian Nabi Saleh. Namun, sebagian besar yang lain tidak mengakuinya. Kaum Tsamud mengingkari janji mereka, mereka tetap saja berada dalam kesesatan, padahal mereka telah melihat tanda-tanda kekuasaan Allah.

Dalam surat Al-Qamar ayat 27, Allah berfirman, “Sesungguhnya kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka, maka tunggulah (tindakan) mereka dan bersabarlah”. Sebagian dari mereka mematuhi perintah Nabi Saleh, sebagian yang lain enggan mematuhinya. Pada suatu hari, mereka bersepakat untuk membunuh unta Nabi Saleh. Ada Sembilan orang yang bertanggung jawab dalam pembunuhan unta Nabi Saleh. Di antaranya adalah Qadar bin Salaf dan Mushra bin Muhraj. Mushra melempar lembing yang kemudian mengenai kaki unta. Unta pun terjatuh. Kemudian, Qadar menyembelih unta tersebut dengan menggunakan pedangnya. Kaum Tsamud bergembira dengan penyembelihan unta Nabi Saleh. Mereka sama sekali tidak mengkhawatirkan azab Allah. Mereka tidak percaya bahwa Allah akan mengazab mereka.

Pada hari jumat, wajah kaum Tsamud yang ingkar berubah menjadi merah. Mereka menganggap bahwa hari pertama dan hari kedua merupakan kematian bagi mereka. Oleh karena itu, pada hari ketiga mereka bersukaria. Mereka menganggap hari kematian mereka telah berlalu, padahal pada hari itu azab bagi mereka akan datang. Pada hari itu, wajah mereka telah berubah menjadi hitam. Kaum Tsamud masih menunggu azab yang dijanjikan. Tiba-tiba terdengar suara menggelegar yang sangat menakutkan dari langit. Suara itu disertai dengan gempa bumi yang kuat. Demikian cepatnya mereka dihancurkan oleh Guntur itu. Mereka hancur lebur oleh Guntur itu dan tanpa bekas. Seakan-akan mereka tidak pernah ada. Tidak seorang pun yang selamat dari azab Allah kecuali yang beriman kepada-Nya.

B. Arti Kata 
Arti kata Kaum TSAMUD di ambil dari saah satu seorang yang bernama lengkap Tsamud bin Amid bin Iram.


sekian penjelasan tentang kaum AD' dan kaum Tsamud'